Senin, 28 Oktober 2019

Brigata Curva Sud (BCS)

BCS adalah wadah komunitas suporter yang biasa memenuhi tribun warna kuning, tribun sebelah selatan Stadion Maguwoharjo, Sleman. Mereka yang bernapaskan ultras ini biasa menggunakan dress code berwarna hitam, dengan slogan “no leaderjust together”, BCS tumbuh begitu pesat. Kreativitas yang terus digali, imajinasi yang seperti tanpa batas ketika menciptakan koreografi ketika mendukung, membuat nama BCS harum hingga ke sudut Polandia dan Eropa.BCS lahir dari gejolak situasi di tubuh suporter. Situasi yang pelik, mendorong beberapa anak muda untuk berkumpul dan membentuk sebuah wadah suporter mandiri. Ultras adalah identitas yang diusung, mendiami tribun selatan, dan mulai mendukung dengan cara berbeda. Sebuah cara yang dengan begitu sukses mengangkat nama BCS ke permukaan persaingan kreativitas suporter di Indonesia.BCS mendukung dengan cara unik mereka sendiri. Lewat manifesto yang mereka susun, kita bisa sedikit membedah isi hati wadah suporter yang pernah mendapat anugerah “ultras terbaik di Asia” menurut Copa90, mengalahkan suporter-suporter yan lebih tua seperti Urawa Boys (Jepang), Frente Tricolor (Korea Selatan), Boys of Straits (Malaysia), dan Bangal Brigade (India).Ada 8 poin di dalam manifesto BCS, yaitu “no ticket, no game”, “Mandiri Menghidupi”, “No Politica”, “Still Solo”, “Awaydays”, “No Leader, Just Together”, “Sebatas Pagar Tribun”, dan “Ora Muntir”. BCS mendukung dengan koreo, giant flag, dan terutama bernyanyi selama 90 menit penuh! Dengan begitu, tak ada kesempatan bagi anggota BCS untuk melemparkan barang-barang ilegal ke dalam lapangan karena sibuk bernyanyi dan menyelaraskan koregrafi.